FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Guyonan warga di tengah wabah virus corona, masih sering terdengar. Padahal, sudah banyak pasien yang meninggal akibat virus ini.
Untuk istilah 'lockdown' atau karantina suatu wilayah, sudah tidak asing lagi di telinga warga Makassar sejak wabah virus ini mulai masuk ke Indonesia.
Sebuah lorong yang terletak di lorong Bungung Lompoa (Bunglom) RT 3, RW 5, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar sudah menerapkan lockdown.
Sebatang bambu cokelat dan selembar tripleks digantung di batang bambu itu. Tripleks itu tertulis ancaman jika berani masuk ke lorong itu, akan dibanting oleh warga sekitar.
Meski terdengar menyeramkan, itu hanyalah sebuah candaan. Namun tetap serius untuk melarang orang luar masuk ke lorong yang padat penduduk tersebut.
Hal itu merupakan langkah untuk menghindari penyebaran virus corona, dari orang di lingkungan luar.
"Itu sudah dipasang beberapa hari yang lalu. Kata smackdown atau dibanting itu hanya candaan saja. Tapi memang orang luar dilarang masuk ke lorong itu. Antisipasi corona," kata seorang warga, Supriadi di lokasi, Selasa (31/3/2020).
Saat ditanya lebih jauh, Supriadi mengungkapkan meski lorong itu ditutup, masih ada jalanan lain agar bisa masuk.
Namun tetap saja, warga pendatang harus izin dengan warga sekitar sebelum masuk. Jika tidak, warga pendatang akan dilabrak oleh warga yang bermukim di lorong Bunglom tersebut.
"Kalau mau masuk, masih ada jalan lain. Ada lorong lain yang tembus ke lorong Bungung Lompoa," tambahnya.
Tampak di luar, warga yang tinggal di lorong itu, leluasa keluar masuk dari lorong yang agak sempit tersebut. Mereka keluar saat akan menuju ke masjid untuk salat atau saat akan hendak ke pasar.
Selama lorong tersebut ditutup, tidak ada pihak luar yang merasa dirugikan ataupun memicu perdebatan. Justru warga lain menganggap wajar.
"Ini kan juga untuk kebaikan kita semua. Jadi tidak apa-apa," tutupnya. (Agus)