Tanpa pemberlakuan PSBB pun Surabaya sudah menyiapkan banyak hal untuk penanganan Covid-19. Soal jaring pengaman sosial, misalnya, pemkot sudah menyiapkan minimal untuk dua bulan ke depan. Sudah ada beras, abon, dan kering tempe yang akan dibagikan kepada warga. ”Kita siapkan itu karena sudah ada pandemi ini. PSBB ini kan 14 hari. Kita berpikir untuk dua bulan ke depan,” jelas Fikser.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mulai menyosialisasikan rencana penerapan PSBB kemarin (21/4). Sosialisasi sekaligus pembagian masker gratis itu dilakukan di Pasar Krian. Pasar sengaja dipilih karena di sanalah salah satu titik yang akan diatur secara ketat.
Plt bupati Sidoarjo tersebut belum memutuskan 19 pasar milik pemkab bakal ditutup atau tidak. Yang pasti, akan ada penerapan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. ’’Kalaupun pasar dibuka, kami siapkan petugas yang mengecek agar sesuai dengan aturan. Kalau ada yang bandel, dikenai sanksi. Stannya kami tutup,’’ tegas Cak Nur –sapaan Nur Ahmad Syaifuddin– kemarin.
Saat ini pihaknya juga menunggu pergub yang bakal menjadi acuan penerapan PSBB. Setelah pergub jadi, barulah dirumuskan perbupnya. Setelah itu, dia kembali memberikan sosialisasi kepada masyarakat lewat camat, lurah, atau kepala desa dan perangkat lainnya. ’’Itu sekitar tiga hari. Perkiraan saya, PSBB mulai semingguan lagi,’’ katanya. (jpc/fajar)