Menurut Vivien, pengelolaan limbah dengan dibakar menggunakan insinerator masih belum menuntaskan masalah. Sebab, hasil pembakaran justru mengandung senyawa beracun dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat di sekitar.
“Kami berharap LIPI bisa menemukan solusi. Terutama untuk di daerah kepulauan dengan insinerator yang tepat, kepulauan seperti apa setelah dibakar ada polusi limbah,” ujarnya.
Vivien mengatakan, bahwa riset lebih jauh dinilai juga diperlukan untuk membaca kemungkinan penularan covid-19 dari limbah medis tersebut. KLHK mengaku belum punya data yang rinci mengenai hal tersebut.
“Kami tidak sampai detail, misalnya dampak penularan dari limbah medis itu belum ada, dan kemungkinan penularan dari mana,” pungkasnya. (der/fin/fajar)