Siswa Keluhkan Masalah Kuota hingga Tugas Menumpuk Selama PJJ

  • Bagikan

“Dalam survey tersebut ditemukan keluhan siswa kebanyakan terkait masalah kuota, peralatan belajar yang tidak memadahi, interaksi guru yang kurang, tugas yang banyak dengan waktu terbatas, hingga masalah kesehatan seperti kelelahan dan mata sakit akibat terlalu lama di depan HP atau PC (komputer),” tuturnya.

Menurut Retno, perlu adanya penetapan kurikulum yang dipersiapkan ditengah situasi pandemi ini dimana kurikulum diusahakn untuk tidak membebani siswa terkait penugasan.

“PJJ sebaiknya tetap memperhatikan kondisi anak dan orang tua yang tidak seluruhnya bisa menyediakan peralatan dan kuota yang memadai,” ujarnya.

Disamping itu, lanjut Retno, agar PJJ tida hanya terfokus pada kemampuan kognitif saja berupa pengerjaan soal. Menurutnya, juga bisa dilakukan secara lebih kreatif seperti melibatkan aspek yang berkaitan dengan hobi atau kreativitas siswa agar mereka tidak merasa terbebani.

“Penugasan afektif seharusnya dapat dilakukan, misalnya tugas membantu orangtua di rumah selama belajar dari rumah dan menuliskan laporan singkat untuk menceritakan perbuatan baik apa yang dilakukannya hari itu di rumah,” jelasnya.

“Ini akan mendekatkan hubungan anak dengan keluarga, sekaligus memberikan energi positif di rumah karena saling membantu. Penilaian afektif dapat dilakukan bisa dalam bentuk portofolio,” imbuhnya.(der/fin)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan