FAJAR.CO.ID, PYONGYANG-- Rumor kematian belum sepenuhnya hilang. Meski begitu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dipastikan saat ini sedang bekerja keras. Bahkan kepemimpinannya selalu mengutamakan fokus dan kerja keras tanpa libur.
“Kim Jong Un tanpa liburan dan ulang tahun,” kata media pemerintah akhir pekan lalu seperti dilansir dari NK News, Selasa (19/5).
Surat kabar harian partai Korut, Rodong Sinmun pada Sabtu (16/5) mendedikasikan seluruh halaman depan untuk sebuah artikel khusus yang merayakan delapan tahun terakhir kepemimpinan Kim Jong Un. Namun hal itu tak berarti istimewa bagi Kim.
“Sejak awal, kalender revolusioner pemimpin kami, tidak memiliki hari libur, liburan, atau ulang tahun,” kata artikel khusus itu.
Sementara itu, Kim kembali tak terlihat di mata publik selama lebih dari dua minggu sekarang. Rodong menekankan bahwa Kim Jong Un masih melanjutkan jadwal tanpa tidur, tanpa istirahat, dan intensitas tinggi.
Artikel itu menggarisbawahi fokus Kim pada kebijakan ‘people-first’. Kim disebut tidak ragu untuk menghukum mereka yang menyalahgunakan posisi mereka, kemungkinan merujuk pada pencopotan jabatan pada pejabat tinggi yang korup baru-baru ini.
“Partai kami dalam menyusun dan mengimplementasikan semua kebijakan, telah memprioritaskan keuntungan rakyat dan telah melemparkan tongkat besi tanpa ampun, kepada siapa pun, mereka yang melanggar manfaat rakyat dengan menyalahgunakan kekuasaan, birokratisme, dan korupsi,” tegas artikel tersebut.
Artikel itu menekankan bahwa proyek-proyek negara itu dalam beberapa tahun terakhir, seperti kota modern, fasilitas budaya, sekolah, dan rumah sakit, semuanya dibuat untuk rakyat dan bukan kelas istimewa. Sambil memuji kecintaan Kim Jong Un kepada orang-orang, juga menghubungkan keagungan sang pemimpin dengan kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kondisi parah yang telah dilalui negara selama delapan tahun terakhir. Seperti tekanan oleh kekuatan asing.
Tekanan menjadi lebih buruk ketika Kim Jong Un menggantikan ayahnya Kim Jong-il yang meninggal. Namun, artikel itu memperingatkan agar tidak menyerah pada godaan pertumbuhan ekonomi gaya asing di tengah kesulitan seperti itu. Tema tersebut telah menjadi kiasan berulang dalam sebulan terakhir di media pemerintah Pyongyang.
“Tergoda oleh pertumbuhan ekonomi dan menyerahkan diri kepada kekuatan asing, memungkinkan kesenjangan ekstrem antara si kaya dan si miskin dan ketidakadilan sosial. Adalah penyimpangan yang jelas dari ideologi sosialis dan jalan menuju penghancuran diri,” tambahnya.
Solusinya adalah pengembangan ekonomi mandiri dan menghilangkan ketergantungan impor. Sehingga bisa menghindari kecenderungan untuk bergantung pada bahan asing untuk produksi barang.
Tema penting lain dari artikel satu halaman itu adalah, tidak seperti ekspektasi beberapa orang. Kim tidak akan menjadi pemimpin yang membawa perubahan drastis ke sistem ideologis Korut. Salah satu bidang yang membuat Kim Jong Un tidak mengubah arah dari pendahulunya adalah sektor militer.
“Di bawah pemerintahan Kim Jong Un, kekuatan militer Korea Utara telah diperkuat,” pungkasnya. (jpc/fajar)