Untuk Importir Bawang Putih, Ini Pesan Penting dari Kementan

  • Bagikan

Dalam kesempatan itu, Anton memberikan tips cara menghasilkan bawang putih yang berukuran besar. Pertama, dia meminta para petani menggunakan benih dari siung yang berukuran besar. Jarak tanamnya 15 cm x 15 cm

“Sementara minimum benih yang digunakan 1 (satu) ton per hektar. Lebih dari 1 ton per hektar juga bagus.

“Faktor kedua adalah pupuk dan air. Gunakan pupuk organik dan pupuk kimia sesuai dosis rekomendasi, dan jangan sampai kekurangan air. Kami juga menyarankan menggunakan mesin grading untuk menyortir benih bawang putih berukuran besar dan kecil. Mesin ini banyak dijual di China,” lanjut alumnus Universitas Brawijaya tersebut.

Terakhir dia juga menghimbau kepada seluruh importir yang akan memulai menanam bawang putih agar berhati-hati dengan peredaran benih palsu bawang putih. Yang dimaksud dengan benih palsu adalah bawang putih konsumsi impor dari China yang sudah tumbuh tunasnya. Benih seperti ini, kata Anton, banyak beredar di tahun 2017 dan 2018 yang berujung banyaknya pelaku usaha gagal berproduksi. "Kasihan petaninya" sesal Anton.

Selain benih palsu, harus waspada dengan benih oplosan. “Termasuk benih oplosan. Antara bawang lokal dan bawang impor China. Sama-sama bawang lokal tapi dioplos antara yang siap tanam dan belum siap tanam. Kasus ini banyak terjadi di tahun 2017, 2018, semoga 2019 dan 2020 tidak ada,” tegas Anton.

Terakhir Anton meminta para petani dan importir terus berkonsultasi dan berkomunikasi intensif dengan jajaran Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian untuk menghindari kegagalan tanam dan berproduksi. Semoga bawang putih nasional kembali berjaya di negeri sendiri. (rls-ilo)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan