Hadapi Pasien Ngamuk hingga Pernah Dilempar Botol

  • Bagikan

Di masa perawatan panjang itu, kadang pasien benar-benar dalam kondisi baik meski belum diizinkan pulang karena harus menunggu serangkaian tes terakhir untuk melihat seseorang terkonfirmasi positif atau tidak. Dalam kondisi ini biasanya mental pasien dan tenaga kesehatan yang bertugas diuji. Karena saat seperti ini pasien makin tidak betah dan kadang memaksa ingin pulang. 

“Kadang ada yang marah dan memaksa pengin pulang karena sudah tidak betah dirawat atau merasa sudah sehat. Tapi sesuai aturan memang tidak boleh dan harus menunggu hasil tes yang terakhir itu,” kata dia.

Berdasarkan pengalaman menangani pasien di bangsal khusus korona, dia kerap menemukan pasien marah. Seperti kejadian seorang pasien lanjut usia (lansia) berusia 70 tahun. Parahnya, si kakek yang satu ini suka melempar barang mulai dari botol minum pasien, hingga tempat makan disposable (sekali pakai) beserta isinya. 

“Jadi si kakek ini marah karena harus dirawat. Awal masuk itu si kakek sudah ngambek dan tidak mau makan dua hari dan enggan dipasang selang makan. Saat itu si kakek melempar barang-barang. Padahal perawatnya cewek semua,” jelas dia.

Kemarahan si kakek baru mereda usai dihubungkan dengan pihak keluarga. Kebetulan di bangsal itu ada fasilitas handphone untuk membantu komunikasi perawat yang bertugas di dalam ruang isolasi dan di luar ruangan. Akhirnya fasilitas yang berfungsi untuk pendataan itu difungsikan untuk menghubungi keluarga si kakek. Setelah dibujuk pihak keluarga akhirnya dia mulai tenang. 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan