Beratnya Tanggung Jawab Guru di Tengah Pandemi Covid-19

  • Bagikan

Karena itu, guru dan orang tua/wali siswa mesti setiap saat berkoordinasi. Menyampaikan bahan pembelajaran untuk diteruskan ke anaknya. Atau, melalui fasilitas smartphone orangtuanya, siswa mengirimkan hasil pekerjaan tugas yang diberikan gurunya. Berkomunikasi langsung dengan gurunya.

Hanya saja, cara ini tidak semua berjalan lancar dan efektif. Mengingat, tidak sedikit keluarga anak didik punya alat komunikasi yang dilengkapi dengan fasilitas teknologi memadai. Seperti smartphone. Terutama di pedesaan dan daerah terpencil. Bahkan di wilayah perkotaan saja, kendala ini masih sering dihadapi para guru.

Belum lagi bila menghadapi karakter orang tua/wali yang terkesan cuek. Tak mengarahkan anaknya mengikuti proses-belajar yang disampaikan gurunya. Masa bodoh mengingatkan anaknya mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Atau pura-pura lupa menyampaikan jika ada penugasan dari guru.

Begitu pula dengan sebagian peserta didik yang tergolong malas. Kadang diberikan tugas, namun tak dikerjakan. Pun dihubungi berulangkali, tapi tak ada respon atau jawaban. Ditambah lagi yang memang di rumahnya tak ada yang punya alat komunikasi. Dan tidak berinisiatif mendatangi langsung rumah gurunya.

Situasi ini, membuat guru serba dilematis. Di sisi lain, bagian tanggungjawabnya untuk terus memastikan proses belajar-mengajar tetap berlanjut di tengah pandemi. Namun tak sampai hati juga membiarkan ada anak didiknya yang ketinggalan pelajaran. Meskipun mereka sudah menggunakan segala cara menghubungi, atau mendatangi langsung rumah orang tua siswa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan