Kondisi buruk itu mendorong Boonyada menggunakan narkoba. Saat dia duduk di kelas IX, pacarnya memengaruhinya untuk mengonsumsi narkoba.
Jearanai menuturkan, Boonyada pada 2017 menunjukkan gejala-gejala penyakit kejiwaan. Kondisi itu memaksa Boonyada menjalani perawatan mental pada 2018 hingga membaik.
Namun, pada April lalu gejala penyakit kejiwaan Boonyada kembali muncul. “Tak ada ibu yang kuat menanggung itu,” tutur Jeanarai.(bangkokpost/star/jpnn)