Mardani Ali Sera: Pak Jokowi Justru yang Disebut Tidak Punya Sense of Crisis

  • Bagikan
Mardani Ali Sera. Foto; Ricardo/JPNN.com

PKS juga ikut merespons pidato teguran tersebut. Mardani Ali Sera, anggota DPR dari Fraksi PKS, berharap ketegasan presiden tidak berhenti sebatas pernyataan. Paling lambat sepekan, kata dia, ada tindak lanjut aksi dan keputusan tegas serta jelas dari pernyataan itu. ”Jika tidak ada aksi, Pak Jokowi justru yang disebut tidak punya sense of crisis,” ucap dia.

Dari istana, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko enggan bicara eksplisit terkait reshuffle kabinet. Memang benar, presiden menyatakan bakal mempertaruhkan reputasi politiknya dalam pernyataan kepada para menteri. ”Maknanya, presiden mengambil langkah-langkah yang memberikan contoh kepada bawahannya,” ujar dia di Bina Graha kemarin.

Moeldoko mengibaratkan langkah presiden seperti para panglima di medan perang. Dalam dunia militer, ada tiga langkah yang harus diambil seorang panglima untuk mengatasi krisis.

Pertama, panglima atau komandan harus hadir di lapangan. ”Kita lihat Bapak Presiden. Surabaya, Jawa Timur, masih merah, (tetap) ke lapangan. Itu ciri-ciri panglima, selalu hadir dalam situasi kritis,” lanjut mantan panglima TNI tersebut.

Langkah kedua ialah mengerahkan senjata bantuan. Dalam hal ini, yang digunakan presiden adalah bansos. Sementara langkah ketiga ialah mengerahkan kekuatan cadangan. Kekuatan cadangan hanya dikeluarkan pada saat-saat terakhir. Jika kekuatan cadangan keluar, artinya kondisi memang buruk.

Yang saat ini berusaha dicegah, tambah Moeldoko, adalah jangan sampai presiden mengeluarkan kekuatan cadangan itu. Namun, dia enggan memastikan bahwa bentuk kekuatan cadangan tersebut salah satunya adalah kocok ulang kabinet.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan