Para Janda Hidupi Keluarga dengan Berdagang Bakso

  • Bagikan
?

"Kami saat ini ada 50-an orang di Makassar yang akan mempromosikan bakso kami ini, perbijinya kami dapat keuantungan Rp300 perak namun inu sudah membuat kami bahagia karena halal,"ucap Rossa.

Dibalik Yaperja, ada sosok pendiri yang mengayomi. Ia Kepala Program dan Perencanaan Dinkes Sulsel sekaligus Pendiri Yaperja, namanya Hasbullah.

Baginya bahwa yayasan ini hadir untuk memperjuangkan nasib para perempuan. Apalagi dari data kementrian Agama, angka kasus perceraian kian tahun makin tinggi di Sulsel. Tahun ini kata dia, tercatat 12 ribu janda di Sulsel. olehnya itu perlu diberdayakan, supaya tidak selalu dipandang negatif.

"Bukan sekadar tempat berkumpul saja, tetapi sebagai upaya memberdayakan para perempuan untuk bisa menggerakkan perekonomian keluarganya dan membiayai hidupnya,"tuturnya.

Kata Hasbullah, ditengah pandemi, para janda-janda ini berusaha tetap menghidupi keluar dan anak-anak mereka. Menggerakkan sektor ekonomi dengan memproduksi bakso, kemudian dipasarkan dengan cara dikemas dan dipasarkan secara online salah satu cara yang ditempuh.

"Ini untuk tetap mendapat pundi-pundi rupiah, kini janda-janda ini melaunching bakso mereka dan memperkenalkan ke khalayak ramai dengan cara mencobakan,"ucapnya.

Kini kata Hasbullah, mereka telah dikenal memproduksi bakso. Bakso ini dijamin aman, pasalnya dagingnya dipasok dari fakultas peternakan Unhas. Diolahnya pun disana, sehingga tak usah khawatir akan kebersihan, sterilisasi dan rasanya.

Rektor Universitas Hos Cokroaminoto dan Pendiri Yaperja, Prof Asdar mengatakan kampus memberikan lokasi untuk melaunching dan memperkenalkan bakso para teman-teman dari Yaperja. Selain menyediakan tempat untuk promosi , juga cara membantu para janda menggerakkan roda ekonomi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan