Aidir Amin Daud, Birokrat, Spirit Jurnalis

  • Bagikan

Dia memainkan peran penting di daerah yang menjadi salah satu sumbu informasi nasional selain Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan. Pemikirannya dalam dunia jurnalistik pun banyak ditunggu. Lugas,
dengan bahasa sederhana dan mampu memaparkan fakta dengan runtut.

Sosoknya tak lagi ada di dapur redaksi. Dia menjelma menjadi birokrat hingga ke level nasional. Bergabung dalam payung Pengayoman, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Dari semula menjadi Direktur Tata Negara Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) pada 2007. Kemudian 2009, dia ditunjuk menjadi pelaksana tugas Dirjen AHU dan setahun kemudian menjadi pejabat defenitif Dirjen AHU (2010). Sikapnya yang tegas dengan naluri kewartawanan dalam dirinya, maka pada 2015, dia ditunjuk menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenkumham. Itu artinya, dia sudah memegang kendali Kemenkumham di bawah menteri.

Keberhasilan mengawal implementasi program pelayanan publik yang bersih dan melayani di lingkungan Kemenkumham membuatnya mendapat banyak kepercayaan. Dia pun sempat diminta langsung
Men-kumham, Yasonna Laoly untuk merangkap sementara Dirjen AHU bersama dengan jabatannya saat ini yakni Irjen. Alasannya jelas, Aidir dianggap sangat tepat dan memberikan bukti kinerja maksimal selama ini.

Doktor Hukum dari Universitas Hasanuddin ini menyebut, jiwa wartawan menjadi penyemangat dirinya. Naluri kritis dengan berbasis pada fakta di lapangan membuatnya sangat terbantu dalam menganalisa dan melahirkan kebijakan. Dia sendiri menyebut, jiwa jurnalisnya tetap ada pada dirinya. Dia bahkan merasa ketagihan untuk terus menulis.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan