Oleh karena itu, tulisan Aidir hingga saat ini masih sering terpajang di Fajar dan kolumnis di beberapa media lain.
Salah satu yang menjadi target Aidir saat ini adalah membersihkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dari pelanggaran seperti keberadaan senjata tajam dan narkoba. Jabatan Irjen Kemenkumham yang dia pegang
merupakan tantangan dan dia akan berusaha menunjukkan kinerjanya.
Aidir memang dikenal sebagai sosok pekerja keras. Karakter ini pula yang membuatnya bisa sampai pada pencapaian seperti saat ini. Pemuda yang mengawali karier sebagai wartawan akhirnya mampu menjadi
seorang birokrat yang tegas dan bisa diandalkan.
Namun, dari semua itu, Aidir merasa menjadi seorang jurnalis itu memiliki nilai tersendiri. Mampu mengaktualisasikan diri secara bebas dan memiliki jaringan yang luas. Bahkan saat ditanya, lebih enak mana
menjadi wartawan dibanding seorang pejabat publik? Aidir spontan menjawab lebih enak jadi wartawan. Hanya saja, dalam setiap hal perlu ada regenerasi. Kemudian seiring dengan umur yang bertambah, maka
tongkat estafet itu harus diberikan kepada generasi selanjutnya. Namun, jika mengenang masa ketika dia bergelut dengan liputan, aktivitas di redaksi dan kebebasan memotret semua kejadian kemudian dibuat dalam produk jurnalistik menjadi sebuah pengalaman tersendiri.
Itulah Aidir. Seorang birokrat yang akan selalu rindu profesi akarnya, wartawan. (aci/sumber: Buku 100 tokoh sulsel)
DATA DIRI
Dr. H. Aidir Amin Daud, S.H., M.H.
Kelahiran: 1 November 1958
Riwayat Pendidikan
: S1, S2, dan S3 di Unhas