"Kalau arahnya kesitu yah kita tidak setuju karena itu hanya buang buang anggaran. Boleh online tapi produk guru, maksudnya guru didorong untuk menghasilkan produk. Karena begini, kita curiganya permanen pembelajaran jarak jauh itu diarahkan ke pelajaran seperti di start-up, kalau arahnya ke situ ya pendidikan ini jadi rusak," jelas Ramli.
Poses pembelajaran pendidikan itu antara guru dan siswanya. "Bukan antara satu guru dan 1.000 siswa atau 1 guru untuk 10.000 siswa," tegasnya. (anti/fajar)