Karena itu, Emrus menyarankan sebaiknya para pihak sementara waktu menahan diri agar tidak berwacana di ruang publik sembari merenung untuk lebih proaktif membuka kanal komunikasi antarpribadi di antara mereka.
Jika terus dipelihara komunikasi bermedia, maka terbuka peluang persoalan akan makin kusut, melebar dan meluas ke mana-mana. "Pada gilirannya berpotensi menimbulkan kegaduhan di ruang publik di tengah kita menghadapi Covid-19," jelasnya.
Dia menyatakan penyelesaian polemik ini dari aspek konteks komunikasi harus melalui tatap muka secara langsung tanpa menggunakan media apa pun. "Sebaliknya, jika atas dasar kapabilitas, profesionalitas dan integritas, mereka harus tetap pada posisinya untuk kemajuan BUMN empat tahun lebih ke depan," kata dia. (jpnn/fajar)