Diduga Depresi Urus BLT, Kepala Desa Gantung Diri, Begini Isi Surat Wasiatnya

  • Bagikan

"Dari pada tiap hari melakukan kebohongan karena terpaksa,selamat tinggal semuanya aku akan pergi untuk selamanya. Sekali lagi bagi semua masyarakat saya,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudara ku."

"Terimah kasih atas segalanya selama saya menjalankan pemerintahan saya,semoga Tuhan mengampuni akan semua kejadian yang terjadi selama ini. Dan tidak akan menjadi batu sandungan pemimpin,seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta," tutup Pelipus dalam suratnya.

Teopilus mengaku kaget saat pertama kali menemukan kerabatnya itu dalam keadaan posisi tergantung. Dia tak langsung mengevakuasi.

"Saya tidak langsung sentuh. Saya kembali ke camat dan akhirnya saya beritahu bahwa kepala desa sudah gantung diri," kata Teopilus.

Tak berselang lama, Teopilus dan camat akhirnya mendatangi TKP disaksikan Babinkamtibmas untuk menurunkan Pelipis dari tangkai kopi yang masih terjerat seutas tali di lehernya. Teopilus mengungkapkan, ada kemungkinan Pelipus mengalami depresi hingga ia nekat gantung diri.

Kepala Satuan Resort Kriminal Polres Mamasa, Iptu Dedi Yuloanto menerangkan, sebelum akhirnya ditemukan tewas, Pelipus berangkat dari rumah bersama seorang warga sekira pukul 08.00 Wita.

Pelipus kata Dedi, meninggalkan rumah dengan tujuan penyaluran BLT di kantor desa. Terkait kasus ini, Dedi menyimpulkan bahwa Pelipus murni gantung diri akibat depresi.

Sekadar diketahui, sebuah kasus pernah terjadi di desa itu yang berujung penyegelan kantor desa oleh sejumlah aktivis mahasiswa di Desa Buangin. Dedi menjelaskan kasus tersebut sudah selesai. Dia menyebutkan, kasus itu sudah ditangani pihak pengawas internal pemerintah daerah, yakni Inspektorat Daerah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan