Proyek ITER diluncurkan pada 2006 lalu dan awalnya direncanakan untuk melakukan uji coba pertama tahun ini. Fusi penuh tadinya diharapkan bisa diuji coba pada 2023 mendatang.
Namun, proyek ini menghadapi berbagai macam penundaan sebagai akibat dari masalah pembiayaan, anggaran yang meluap dan, yang paling baru, kemunduran karena Covid-19.
Pada akhir 2016, direktur jenderal ITER Bernard Bigot melaporkan bahwa jadwal baru akan bertujuan untuk melihat apa yang disebut ‘plasma pertama’ untuk membuktikan konsep-konsep reaktor bekerja pada Desember 2025. Sehingga direncanakan operasi penuh tercapai pada 2035.
Dia mengakui, bagaimanapun, bahwa rencana itu akan ‘menantang’ untuk disampaikan dan bahwa penundaan lebih lanjut tetap menjadi suatu kemungkinan. “Jelas, pandemi berdampak pada jadwal awal,” ucap Dr Bigot menambahkan pada 28 Juli 2020 lalu selama upacara peluncuran perakitan untuk perangkat Tokamak yang mengandung plasma ITER.
Mesin fusi nuklir yang dirakit di ITER itu juga diklaim akan terdiri lebih dari satu juta bagian yang perlu dirakit bersama.
Jika proyek berhasil, versi kedua yang ditingkatkan kemudian dapat dibangun untuk memberikan lebih banyak kekuatan ke jaringan.
Dalam beberapa bulan terakhir, komponen-komponen besar masing-masing dengan berat ratusan ton yang memerlukan lift dan crane khusus dilaporkan telah mulai tiba di Prancis selatan sebagai persiapan untuk memulai perakitan. Ini telah diproduksi di laboratorium nasional di seluruh negara anggota negara anggota konsorsium ITER, yang berkontribusi pada proyek ini terutama dalam bentuk barang.