“Akumulasi ini bisa menyebabkan pembekuan antara rakyat dengan pemerintah. Inilah yang berbahaya, makanya harus diingatkan. Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja,” ucap Gatot.
Dikatakan Gatot, KAMI hadir untuk menyuarakan aspirasi rakyat, mengingatkan pemerintah dan mencari solusi.
Ia mengungkit ketika berbicara di depan mahasiswa pasca sarjana Universitas pada 10 Maret 2014. Saat itu, Gatot masih menjabat Pangkostrad.
Di depan civitas akademika Universitas Indonesia, Gatot bertanya kepada mahasiswa pasca sarjana.
“Seandainya kamu sebagai presiden di negara bukan NKRI, dari analisa ahli-ahlimu bahwa negaramu akan menjadi krisis, krisi pangan, krisi energi, krisis air, kemudian melihat ada Indonesia, yang bisa menyelamatkan negaramu karena dia punya potensi, apa yang harus lakukan?,” tanya Gatot ketika itu.
Mahasiswa S2 kemudian menjawab bahwa dia akan membeli undang-undang di DPR.
“Di DPR kan komisinya hanya sedikit pak. Kalau (merancang) sebuah UU, kita siram aja uang sekian, bisa kok,” kata Gatot menirukan jawaban mahasiswa UI.
“Kita menciptakan agen-agen untuk menjadi pimpinan untuk menjadi boneka-boneka kita. Jadikan Indonesia sebagai negara pasar. Adu TNI dan Polri, kerdilkan,” tambah Gatot.
Menurut Gatot, jawaban dari mahasiswa S2 UI itu sebagiannya sudah terjadi sekarang ini.
Dikatakan Gatot, pada 24 Oktober 2017, dia berbicara Istana. Ia mengingatkan agar Indonesia mewaspadai kemungkinan senjata biologi yang dapat melumpuhkan suatu negara dan bisa menyebabkan epidemi.