Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sebenarnya sudah menegaskan bahwa restrukturisasi tidak bisa terelakan. Ini dilhat dari kinerja merosotnya perusahaan. Fakta-fakta yang ada pun, menguatkan langkah Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan Keputusan Presiden (Kepres).
BACA JUGA: Arti Nama Keene Atharrazka Adhitya, Anak Citra Kirana-Rezky Aditya yang Baru Lahir
”Soal konsolidasi, merger, dan rasionalisasi perusahaan BUMN sudah dibahas. Dengan keputusan itu, perombakan BUMN akan dimulai, dari penggabungan sampai penutupan bagi yang merugi,” tegas Erick Thohir.
Ditegaskannya, langkan ini sejak awal didukung oleh presiden. ”Kan Kepres-nya sudah keluar. Ini bisa jadi percepatan dalam melakukan ini,” imbuh kata Erick.
Merger dan konsolidasi BUMN ini adalah salah satu program restrukturisasi Erick sejak awal menjabat. Di tengah Covid-19 ini, tiga strategi restrukturisasi dijalankan. Selain konsolidasi dan merger, ada strategi pengurangan capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex). Strategi lainnya adalah restrukturisasi utang BUMN yang sudah melewati batas waktu.
BACA JUGA: Hendak Slundupkan Burung ke Malaysia, Satu WNI Tewas Ditembak
Meski demikian, sejumlah tahap penggabungan telah dimulai dengan membangun holding. Setelah Holding BUMN tambang terbentuk, holding BUMN rumah sakit dan asuransi juga disiapkan. ”Tak hanya perusahaan yang akan digabung, tapi juga lini bisnisnya harus dibuat berkaitan. Contohnya, BUMN Semen dan BUMN Karya. Lalu BUMN Pupuk dan BUMN Pertanian,” ungkapnya.