Kemudian, sudah dimasukkan ke sistem ekspresi. ”Kami sedang menunggu ekspresi dari protein tersebut dalam bentuk antigen protein rekombinan itu,” ujarnya. Diharapkan, ketika hasil keluar, 2–3 bulan mendatang vaksin itu bisa diujikan pada hewan.
Jika proses uji pada hewan berjalan baik, bibit vaksin diserahkan ke Bio Farma pada Februari sampai Maret 2021. Selanjutnya, bibit vaksin diproses Bio Farma untuk dilakukan uji klinis fase I, II, dan III.
Pada bagian lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut mengawal penelitian vaksin Covid-19 di tanah air. Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan, lembaganya sudah membuat road map regulasi pembuatan vaksin. Road map itu digunakan untuk pengembangan vaksin Merah Putih. ”Sudah disampaikan ke Menristek dan nanti ada FGD (focus group discussion, Red),” ucapnya.
Dalam pandemi sekarang, BPOM memiliki kebijakan mempercepat perizinan vaksin dan obat untuk Covid-19. Ada beberapa kerja sama dengan luar negeri terkait pengadaan vaksin. Yakni, Sinovac yang bekerja sama dengan PT Bio Farma, Genexine dengan PT Kalbe Farma, dan Sinopharm (G42) dengan Kimia Farma. Kerja sama tersebut terus dikawal BPOM.
Vaksin Sinovac sekarang masuk uji klinis tahap III. Kegiatan tersebut dilakukan Universitas Padjadjaran di Bandung dengan target subjek yang diteliti mencapai 1.670 orang. Namun, hingga kemarin sudah ada 1.800 relawan yang mendaftar. ”Akhir Agustus ada 500 subjek yang sudah direkrut dan ada tahap penyuntikan,” ucap Penny.
Selanjutnya, pada 21 Agustus ada kesepakatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab untuk berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin Covid-19. Penny juga sudah berkunjung ke Uni Emirat Arab. Tujuannya, mendapatkan informasi detail agar BPOM lebih efektif mendukung pengembangan calon vaksin itu.