Serangan Nine Eleven yang Mengguncang Dunia

  • Bagikan

Saya memeluk tetangga saya yang Sudah berumur 78 tahun itu. Lalu saya katakan: “You know, in all communities there are good, but also there are bad people” (pada semua Komunitas itu ada yang baik dan ada pula yang buruk).

Saya kemudian menenankan agar sama-sama menunggu semua fakta tentang apa yang terjadi dan siapa pelakunya.

US Religious leaders response.

Malam harinya saya dapat telpon dari seorang teman yang bekerja di Interfaith Center of New York. Teman saya ini bernama Timur Yuskaev, seorang Muslim keturunan Rusia.

“Imam, the City wants you to take part at the press conference organized by religious leaders of NYC tomorrow morning”..kata Timur.

“Why me?” (Kenapa saya?), tanya saya.

“The City chose you” (kantor Walikota memilih kamu), jawabnya.

Keesokan harinya saya bangun pagi lebih awal dari biasa. Bukan untuk untuk tahajud. Masih dalam suasana panik. Tapi menyalakan TV, ingin tahu perkembangan selanjutnya. Kota New York memang sedang berkabung.

Sekitar pukul 8 saya bergegas menuju kota, diantar seorang teman. Tapi diturunkan hanya diujung Queens Borough Bridge (jembatan yang menghubungkan antara Manhattan dan Queens).

Saya pun harus berjalan kaki sekitar 15 blok menuju tempat acara konferensi pers itu. Sesampai di ruangan tersebut ternyata semua media yang saya kenal, seperti CNN, Fox, NBC, dan lain-lain, maupun yang saya tidak kenal hadir. Sementara begitu banyak Pemimpin agama dengan pakaian tradisi masing-masing telah mengambil tempat yang telah disediakan. Saya sendiri hanya berpakaian biasa, jas tanpa dasi. Juga tidak memakai songkok.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan