FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) diyakini menjadi jalan pembuka untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Hal itu, diungkapkan politikus Ferdinand Hutahaean. Menurutnya langkah Presiden Joko Widodo mengusulkan UU sapu jagat tersebut adalah sebuah keberanian demi mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Kita harus mengakui, bahwa UU Ciptaker ini sebuah legacy yang hanya bs dilakukan olh pemimpin bernyali dan berani. UU ini merapihkan keruwetan pada masa lalu yang jadi sarang kenyamanan bagi para pencari rejeki dari kesemrawutan," kata Ferdinand dikutip dari akun Twitternya, Kamis (22/10/2020).
Karena itu, dia meminta kelompok yang masih kontra dengan aturan baru itu untuk melihat manfaat yang akan dihasilkan dengan penerapan UU Ciptaker itu.
"Ayolah melihat jauh kedepan, melihat masa depan yang lebih baik," ungkapnya.
Direktur Eksekutif EWI itu menyebutkan kebijakan pemerintah untuk menyederhanakan 70 lebih UU melalui UU Ciptaker sejalan dengan cita-cita kemerdekaan.
"Pemerintah sudah di jalan yang benar demi wujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu masyarakat adil, makmur sejahtera. Peningkatan investasi dan kepastian hukum dalam berusaha, tentu akan meningkatkan jumlah erterpreneur baru dan akan jadi lapangan kerja baru. Buruh sejahtera pengusaha sukses," sebutnya.
Selama ini, kata Ferdinand banyak aturan yang tumpang tindih. Belum lagi mafia perizinan di pusat hingga daerah yang membuat investor enggan masuk ke Indonesia.
"UU Ciptaker ini kalau mau dipahami, justru membongkar pusat-pusat keruwetan yang jd penghalang kemajuan kita, tapi pusat keruwetan itu selama ini jadi bisnis yang menghasilkan bagi segelintir saja. Sejak lama kesemrawutan itu menghasilkan banyak uang bagi segelintir raja-raja kecil," jelasnya.
Dirinya berharap lahirnya UU Ciptaker bisa membuat rakyat sejahtera secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi tinggi, investasi masuk, lapangan kerja terbuka lebar.
"Jangan-jangan, para pengusaha akan berlomba naikin gaji karena butuh tenaga kerja, butuh yang ahli dan tak mudah mencarinya. Kondisi berbalik..!" tegasnya.
Ferdinand bahkan menyebutkan mereka yang menolak aturan baru tersebut adalah orang yang tak jelas. Belum lagi mereka dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mencari panggung.
"Para penolak UU Ciptaker, hanya buruh yang punya alasan jelas, yaitu ingin mempertahankan haknya supaya tidak berkurang, tapi lupa hak-hak lain yang timbul yang sebelumnya tidak ada. Kelompok lain? Hanya latah, ikut-ikutan, cari panggung dan tanpa konsep pembanding untuk mengatasi keruwetan selama ini," tutupnya.(msn/fajar)