FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Jimly Asshiddiqie meminta pemimpin di Indonesia tak sekedar pandai berbicara.
"Kepemimpinan berbangsa & bernegara bukanlah sekedar sibuk berkata-kata dengan melawan retorika & mematahkan kata-kata para pembenci," katanya di akun Twitter @JimlyAs, Sabtu (24/10/2020).
Sebagai saran, mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebutkan empat hal yang harus dilakukan pemimpin.
"(1) aktif membangun, menata & menegakkan sistem aturan, (2) jadi contoh tentang perwujudan sistem itu dalam praktik, (3) cerahkan publik dengan komunikasi yang baik & efektif," sebutnya.
Agar ketiga hal itu berjalan efektof, Anggota DPD RI berharap pemimpin Indonesia bisa merangkul seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama membangun.
"Dengan ketiga hal inilah, kpemimpinan akan (4) efektif melindungi, mengayomi, menyatukan dan mensinergikan seluruh potensi bangsa untuk kemajuan," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur para menterinya karena dianggap tak melakukan sosialisasi UU Cipta Kerja dengan baik.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebutkan, Presiden Jokowi menegur jajaran menteri karena komunikasi publik yang sangat jelek saat menjelaskan soal RUU Cipta Kerja.
“Khusus dalam konteks omnibus law UU Cipta Kerja, memang sebuah masukan dari berbagai pihak dan Presiden juga sangat-sangat tahu. Kami semuanya ditegur oleh Presiden bahwa komunikasi kita sungguh sangat jelek,” kata Moeldoko kepada wartawan, Rabu (21/10).