Kisah Kolektor Barang Antik, Keris Ditawar Ratusan Juta Tidak Dilepas

  • Bagikan

Banyak orang yang mencari uang tersebut. Kolektor selalu pulang balik memintanya, bahkan ada yang berani bayar mahal demi itu. Alasannya mau dijadikan azimat. "Namun saya tidak kasih keluar. Masih ada puluhan yang ada stempel dari Kahar Muzakkar saya punya," sebut ayah empat anak itu.

Ada banyak koleksi benda pusaka yang dimiliki Kepala Dinas Sosial Bone itu. Namun, dia enggan untuk menunjukkannya. Berulang kali dibujuk tak mempan. Dibujuk, menolak. Dibujuk lagi, menolak lagi. Proses negosiasi untuk melihat benda tersebut cukup alot. Hingga akhirnya dia pun mengalah. "Asal jangan dipublikasi keluar," pintanya.

Penulis tersenyum mendengar hal tersebut. Dalam hati tetap harus muncul. Dia pun menuju ke lantai dua rumahnya. Di atas memang kondisi sedikit berantakan. Ada dua lemari tinggi. Satunya tempat pakaian, satunya tempat benda-benda pusaka. Keris Nusantara, dan berbagai keris lainnya.

"Yang pernah ditawari Rp300 juta puang yang mana," tanya penulis. Suami Andi Ulfana Agus Salim itu terdiam. Menatap. Perlahan masuk ke kamarnya. Mengeluarkan dua keris. "Marah istri kalau begini. Ka terbongkar semua lagi," candanya.

Kata dia, yang emas Tatarapeng maksudnya dibungkus emas semua, kalau Pamor Gigi di Malaysia itu dipakai raja-raja melayu. Itu dua keris warisan dari keluarga. Yang emas itu pernah ditawari ratusan juta, dan yang pasti Rp1 miliar tidak akan djlepas.

Sedangkan keris kurissi kalau dijual sekarang Rp100 juta tidak natawar orang. "Keris ini ada warisan, ada juga dari keluarga, ada saya tukar pakai mobil. Tukar mobil jimmi dan tambah uang Rp20 juta. Itu tahun 2012. Itu keris yang naminta orang ratusan juta. Kolektor asal Jawa, Malaysia sering ke sini," jelasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan