Karikatur Nabi jadi Sumber Polemik, Gus Nadir: Kita Kena Jebakan Provokasi Recehan

  • Bagikan

Mengapa demikian? Gus Nadir kembali menjabarkan bahwa karikatur tersebut salah gambar dan salah imajinasi. Keduanya sama-sama salah. Bedanya, yang pertama objek konkretnya diketahui, yang kedua objek konkretnya tidak diketahui. Perlu belajar logika yang lurus. Celakanya, orang emosi memang susah diajak berpikir dengan logika yang jernih.

"Apa meluruskan soal ketiadaan objek konkret karikatur di Perancis itu berarti membela penghina Nabi? TIDAK," tegasnya.

Ia hanya meluruskan bahwa jangan terkena jebakan provokasi recehan. Karena kita meyakini tak ada foto asli Nabi, maka objek konkret karikatur tersebut tidak ada. Maka gambar apapun yang diklaim sebagai Nabi Muhammad itu pasti keliru dan sebuah kebohongan.

"Bagaimana mungkin kami mau membela sebuah imajinasi keliru? Ya ikut-ikutan keliru namanya," kata dia.

Dengan kata lain, olok-olok karikaturis itu salah sasaran. Meleset jauh. Dengan terpancing emosi tanpa sadar seolah kita turut membenarkan bahwa objek di karikatur itu adalah wajah Nabi. Justru berbahaya.

"Kita, sekali lagi, masuk jebakan olok-olok mereka. Karikatur memang dibuat untuk main-main. Dan mereka sukses mempermainkan emosi kita. Kalau kami jelas tidak mau masuk jebakan mereka, entah dengan anda," tekannya.

Menurut Dosen Senior Monash Law School Australia itu, saat ini umat Islam gampang sekali terpancing emosinya. Satu pihak bilang ini ghirah keagamaan. Namun jangan lupa, kalau kita mudah sekali emosian, maka kita mudah kena jebakan dan provokasi.

"Reaksi emosional kita mudah terbaca. Kita gampang dipermainkan. Dan ini selalu terulang. Makanya postingan kami yang viral itu bertujuan hendak mengingatkan bahwa gak usah terpancing emosi atas imajinasi keliru mereka akan sosok Nabi Muhammad. Katakan saja: “Itu bukan wajah Nabi kami! Karikaturmu meleset dan salah sasaran”. Dan kita pun berlalu," paparnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan