Anir Ingin Ubah Stigma Warga Pulau di Pangkep Bukan Anak Tiri

  • Bagikan

"Ongkos pergi saja sudah Rp2 Juta, kadang ongkos lebih banyak, sementara hasilnya tidak lebih dari biaya. Kalau ada modal kami mau untuk kumpul uang beli jala lagi," kata Dg Ganna di hadapan Anir.

Selain kekurangan pendapatan, Ganna juga mengeluhkan kurangnya air bersih di Pulaunya. Dia berharap agar program penyulingan air asin menjadi air tawar direalisasikan di Pulaunya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Pulau Badi, Tamsil (50) mengatakan, dirinya sangat menginginkan pemimpin baru di Pangkep. Apalagi, dilihat sosok perempuan seperti Andi Nirawati, dia langsung percaya karena kiprah politik Anir yang sudah teruji.

"Lama mi sudah banyak pemimpin laki-laki. Saatnya perempuan lagi memimpin. Saya kenal dekat dengan Anir, dia ini orangnya peduli. Kita tahu kalau perempuan dia itu perasa sekali, peduli peka terhadap permasalahan," ungkap Tamsil yang juga seorang pedagang ikan ini.

Selain karena pribadi Anir, Tamsil juga tertarik dengan program prioritas Anir-Lutfi.

"Saya pedagang ikan kalau dapat bantuan Rp10 Juta per KK, kan bisa buat perbesar usaha. Apalagi keluargaku juga masih menengah ke bawah jadi bagus sekali ini program untuk kesejahteraan ekonomi rumah tangga," kata Tamsil.

Di Pulau Badi, tutur dia, masyarakat sangat kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga harus membeli air bersih Rp8 ribu untuk satu jeriken saja.

"Air tawar susah sekali di sini. Satu jeriken itu Rp8 ribu. Jadi kalau satu bulan berapa mi itu. Juga bensin mahal Rp11 ribu satu liter," keluhnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan