Dukungan Pemerintah dan UNICEF dalam Menekan Stunting

  • Bagikan

Dalam hal penanganan stunting UNICEF mengapresiasi inovasi pemerintah provinsi Sulsel dalam program Gammara'NA (Gerakan Masyarakat Mencegah dan  Memberantas Stunting) dan pemerintah daerah.

Dukungan UNICEF

Menurut Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, dari hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2019 diketahui 27,7 persen dari 23 juta balita Indonesia mengalami stunting. Angka ini di atas garis standar WHO yaitu 20 persen.

Sebagai wujud keseriusan mengatasi stunting, pemerintah Indonesia  menargetkan untuk menekan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Namun, kondisi pandemi COVID19  saat ini menjadi tantangan serius. Oleh karena itu sangat mendesak untuk mengambil tindakan tepat dan cepat memperbaiki dan mencegah peningkatan jumlah gizi buruk.

"Perlu diketahui sebelum pandemi Indonesia sudah menghadapi gizi buruk yang tinggi. Lebih dari 2 juta anak saat ini menderita gizi buruk, dan lebih dari 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting," tutur Henky dalam webinar 21 November lalu yang bertema Optimalisasi Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting di Sulawesi Selatan.

Saat ini kelompok rentan adalah balita dan ibu hamil akan semakin berisiko, karena keterbatasan pangan dalam keluarga terutama untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Di tengah situasi saat ini patut diapresiasi pemerintah daerah di Sulsel memiliki kecermatan dalam menangani pandemi dan aksi yang jelas dalam menangani stunting.

Persentase stunting di Sulsel pada tahun 2019 adalah sebesar 30,5 persen atau terjadi penurunan 5,1 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini membuat Sulsel berhasil keluar dari 10 besar provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan