Gus Nadir: Ustaz yang Tampilannya Jaim dan Bertampang Sangar, Antum Ngikutin Siapa Sih?

  • Bagikan
Gus Nadir (dok. Istimewa)

Rupanya Nu’aiman berhutang dulu ke penjual buah dan bilang bahwa Nabi yang akan membayarnya. Nu’aiman menjawab: “Benar wahai Nabi, aku sungguh ingin bisa makan buah bersama dirimu, tapi aku sedang tidak punya uang”. Nabi tertawa dan lalu membayar harga buah kepada penjual buah. Lihatlah keakraban Sang Nabi dan bagaimana beliau tidak marah “dikerjai” sahabatnya.

Lalu, tanya Gus Nadir, apakah mereka menjelma menjadi manusia suci yang tidak lagi terjangkau oleh dunia keseharian kita. Benarkah demikian? Jikalau ini benar, mengapa para kiai di pesantren justru sangat humoris dan santai dalam bersikap dan berinteraksi sosial?

"Sekarang jelas sudah, para kiai yang senang bercanda akrab dengan santri dan jamaahnya itu sedang mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah. Buat para ustad yang tampilannya jaim dan sok serius apalagi bertampang sangar, antum itu ngikutin siapa sih?" tanyanya.

"Untuk kawan-kawan yang sedang menjalin keakraban kembali dengan karib kerabat dan handai taulan di kampung halaman, diiringi senyum yang cerah dan derai tawa, tidak perlu khawatir dianggap kurang Islami. Islam itu agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan kita dan cocok untuk semua situasi dan kondisi," papar Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand tersebut. (endra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan