“Begitu kita keluar dari komplek Sentul itu menuju ke suatu tempat untuk pengajian, di situ ada mobil yang dicurigai itu dengan spontan menyalakan mobilnya,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa ada dua mobil yang membuntuti rombongan HRS. Salah satu mobil langsung masuk ke dalam barisan rombongan HRS.
“Merasa khawatir saya langsung menghampiri mobil yang mencurigakan itu dan menjauhkan dari mobil Habibana,” katanya.
Setibanya di tol Karawang Timur, mobil mencurigakan yang diduga mobil aparat kepolisian kembali bermunculan, sehingga terjadi aksi kejar-kejaran.
“Pas keluar tol Karawang Timur mereka bermunculan kembali mobil-mobil yang kita curigai dan kita usir,” ucapnya.
Dua mobil pengawal HRS lantas memperlambat laju kendaraan untuk memancing mobil aparat masuk ke dalam barisan.
“Sengaja kita perlahan akses dia (pengintai) untuk masuk ke barisan. Kita alihkan sehingga mereka enggak bisa ikuti rute yang habibana tuju,” katanya.
Mobil pengawal HRS terus melaju hingga ke Karawang Barat. Sedangkan mobil yang ditumpangi HRS sudah keluar dari barisan.
Tiba-tiba mobilnya dipepet tiga kendaraan ke trotoar. Ia langsung tancap gas melewati mobil Chevrolet yang ditumpangi 6 laskar FPI yang tewas.
“Saya lewati mobil korban, saya ambil zigzag ke kiri. Di depan mobil ini ada truk tingkat tiga. Mobil truk pengangkut mobil baru. Kita masuk tol,” ucapnya.
Dari tol, dia sempat menghubungi 6 laskar FPI yang berada di mobil Chevrolet.
“Ternyata ada suara kegaduhan di situ. Kita curiga, sempat kita berhenti pelan,” katanya.