Donwori juga sering pamit tugas luar kota. Padahal secara logika, sebagai tenaga bagian pajak, ia paling minim dapat tugas ke luar kantor.
Karena terus-terusan pulang malam dan pamit tugas luar kota, Karin inisiatif tanya ke teman sekantor Donwori yang ia kenal. Jawabannya mengejutkan. “Atasan Mas Wori tidak pernah memberi tugas luar kota. Mas Wori juga selalu pulang lebih dulu dari pimpinannya. Lantas, ke mana selama ini?” tanya Karin, entah ditujukan pada siapa.
Karin pun menemukan jawabannya dari teman sekantor Donwori yang lain. Rupanya Donwori sering nge-date berdua dengan Karin. Bahkan sampai ke luar kota dan menginap. “Dua tahun saya dibujuki,” tandasnya nyaris ada air mata keluar dari dua sudut matanya.
Selanjutnya, Karin sudah tak mau lagi cerita tentang penyelewengan Donwori. Ia lebih memilih bercerita tentang keinginannya setelah nanti majelis hakim Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya menyetujui gugatan cerainya. ”Saya akan mencari kerja. Hidup mandiri dan menciptakan bahagia bagi diri sendiri,” yakinnya. Setuju, Mbak Karin. Bahagia kita yang menentukan. (*/opi)
(sb/gin/jay/JPR)