Rekayasa Antimikroba dari Daun Bakau Bisa Jadi Hand Sanitizer Alami

  • Bagikan

Lalu pembuatan ekstrak daun bakau dengan cara mencampurkan 200 gram tepung daun bakau dengan etanol 70 persen sebanyak 1500 ml selama 3 x 24 jam. Itu dilakukan pada suhu kamar dan direndam pada toples kaca.

Proses maserasi dilakukan selama tiga hari dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Jangan lupa diaduk setiap 24 jam.

Setelah tiga hari, campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring whatman, agar filtrat yang dihasilkan tidak mempunyai kotoran atau ampas sisa ekstraksi. "Sehingga diperoleh maserat," ujarnya.

Setelah disaring, maserat kemudian dipekatkan menggunakan evaporator dengan suhu 40 derajat. Tujuannya agar menguapkan pelarut yang masih ada dan hanya menghasilkan murni hasil ekstraksi dari daun bakau pekat.

"Ekstrak tersebut diujikan ke Eschericia coli, Salmonella dan Staphylococcus aureus yang telah dibiakkan dan media agar. Hasilnya sangat baik, terbentuk zona bening yang menandakan adanya penghambatan pertumbuhan mikroorganisme," ungkap Monika.

Wanita yang akrab disapa Monik ini menuturkan, tujuan penelitian yang mereka lakukan adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun bakau sebagai antimikroba. Setelah itu pemanfaatan ekstrak daun bakau dalam pembuatan herbal hand sanitizer.

"Hasil ekstrak ini sudah kami buat menjadi hand sanitizer. Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan tingkat efektivitas dari bahan baku yakni, daun mangrove (bakau)," ucapnya.

Ketua tim penelitian, Andi Sukainah menambahkan, penelitian tentang daun bakau sudah lama mereka lakukan. Ada berapa yang telah rampung, terbaru adalah pembuatan hand sanitizer.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan