Selama 6 tahun menggeluti dagangan sex toys ini, dia sudah bisa membuka tiga toko. Yakni satu di Denpasar Barat, satu di Denpasar Selatan, dan satunya lagi di Jimbaran. “Cuman yang dua sedang down penjualannya,” akunya.
Mulai dari obat herbal, kondom gerigi, vaginator, vibrator, hingga sex doll tersedia di tokonya. Pihaknya pun menerima pembelian luar pulau. Harga sex toys yang dijualnya berkisar antara Rp350 ribu untuk item paling murah. Dan Rp2 juta sampai Rp4 juta yang paling mahal.
“Yang paling mahal itu sex doll. Paling banyak diincar laki-laki. Semua barang di sini diimpor dari China ke Batam, lalu dibawa ke Jakarta dan menyebar ke mana-mana,” sebutnya.
Kendati demikian, dia mengaku bukan pemilik utama dari barang dagangannya. Melainkan hanya berlaku sebagai tangan kedua. Demikian pula untuk izin berjualan.
“Saya sama yang punya barang tidak pernah tatap muka. Hanya lewat telepon saja. Barangnya kirim-kiriman lewat pos. Saya jualan di sini joinan. Jadi saya yang punya toko, teman yang punya barang. Kalau masalah izin mungkin teman saya yang lebih tahu,” katanya.
Dia menambahkan, selama berjualan sex toys ini, tidak sedikit kendala yang dialaminya. Terutama terkait pembeli. Meski dulunya terbilang ramai, ada saja pembeli yang tidak bertanggung jawab.
“Kendalanya lebih pada customer, misalnya minta COD jauh-jauh ke Ubud, sampai pertengahan diblokir nomor saya. Ya customer fiktif begitulah,” katanya. (jpg)