"Kami sisa menunggu pohon kurma betina mengeluarkan bunga betina, setelah itu barulah kita akan melakukan penyerbukan. Bisa melalui bantuan hewan dan manusia," urainya.
Lahan 1 hektare tersebut rencananya akan diperluas. Mengingat pohon kurma miliknya sudah menghasilkan begitu banyak tunas. Tunas yang mencapai umur 2 tahun terlebih dahulu di cangkok, setelah 3 bulan proses pemindahan sudah bisa lakukan.
"Harga tunas yang sudah di cangkok itu bisa mencapai Rp2 juta - Rp3 juta. Kelebihannya, apabila induknya berbuah, anakan juga berbuah," jelasnya.
Anggota DPRD Wajo, Elfrianto menuturkan, perkebunan kurma milik mertuanya itu merupakan perkebunan terluas di Indonesia bagian timur. Di Indonesia perkebunan kurma hanya dihitung jari. Diantaranya, di Aceh, Pekanbaru, dan Palu.
"Kedepannya kebun kurma akan kami jadikan destinasi argo wisata di Sulsel," ungkapnya.
Diatas lahan perkebunan akan dibangun sejumlah outlet. Buah kurma akan dibuat berbagai macam olahan, seperti permen dan manisan kurma.
"Pengunjung yang datang tidak hanya berwisata. Tetapi bisa belajar tentang pengembangan tanaman kurma," kuncinya. (man)