Tidak Sesuai dengan Kaidah, Vaksin Nusantara yang Digagas Dokter Terawan Terganjal Izin BPOM

  • Bagikan

Dia mengatakan, jika prosedur untuk vaksin Nusantara serumit itu, proses yang sama harus diterapkan pada vaksin dari luar negeri. ’’Setiap vaksin yang masuk ke RI tolong dibuat protokol yang sama. AstraZeneca jangan dipakai dulu karena protokolnya berbeda dengan Sinovac,’’ kata Saleh.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam kesempatan yang sama mengatakan, Kemenkes mendukung produksi vaksin dalam negeri, termasuk vaksin Nusantara. ’’Apakah riset tahap kedua bisa diteruskan? Bisa,’’ ujar Dante. Syaratnya, evaluasi uji klinis tahap pertama sudah disetujui BPOM. ’’Ketika panel menyetujui ini (vaksin Nusantara, Red) memiliki efikasi harapan yang baik, maka bisa dimasukkan,’’ ungkapnya. Namun, Dante menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

IDI Peringatkan Varian Baru Covid-19

Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih menyatakan, selain varian Covid-19, yakni B117 yang berasal dari Inggris, ada varian baru lagi. Yakni, N439K. ’’Varian ini sudah ada di 30 negara,” ungkapnya. Virus itu, menurut Daeng, lebih ’’pintar’’. Sebab, ikatan terhadap reseptor sel manusia lebih kuat dan tidak dikenali polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas penyintas Covid-19.

Virus tersebut menular melalui pernapasan dan cipratan ludah. Itulah yang sulit dikendalikan. Terutama pada orang yang tidak bergejala atau asimtomatis. ”Persebaran SARS-CoV-2 itu 57 persennya dari microdroplet, 35 persen melalui droplet, dan 8,2 persen karena kontak erat,” jelasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan