Zakir menjelaskan, melihat dari bahan yang digunakan. Yakni bom aktif jenis bom sumbu yang berisi beberapa bahan di antaranya aseton
dan sulfur, maka daya ledaknya high explosive. "Ini jenis high esplosive tri aseton peroksida,"katanya.
Kata Zakir dari bahan sederhana itu, kelihaian peracik meramu membuatnya menjadi sangat berbahaya. "Kalau dilihat sepintas dikira sederhana padahal ini sangat bahaya," terang dia.
Sebelumnya, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam juga mengakui, hasil kajian tim di lapangan menyimpulkan bahan peledak yang digunakan pelaku masuk kategori high explosive. Bahan peledak jenis ini sangat berbahaya karena memiliki daya ledak cukup besar.
Sekuriti Gereja Katedral Hugolino Satam (44), yang hanya berjarak sekitar 3-4 meter dari pelaku saat kejadian juga membenarkan getaran dan suara ledakan saat kejadian ini sangat keras hingga dia seperti tak bisa melihat apa-apa. Bahkan membuatnya kebingungan. (fjr)