"Dia lulusan luar negeri (James Cook University Singapura), Ketua Fraksi PPP DPRD Sulsel, bahkan ia pindah dapil pada Pileg 2019 lalu tetap saja terpilih," beber Rachmat.
Kalau sepuh sudah bersikap begini, Rachmat pun pesimis akan pola regenerasi yang tengah digagas Ketum PPP Suharso Monoarfa. Katanya, siapa lagi yang mendukung anak muda kalau bukan yang muda.
Adapula suara yang mengatakan Fauzan masih terlalu muda memimpin partai, belum matang.
Rachmat kembali menyanggahnya. "Seandainya dia bukan orang berpendidikan, lulusan luar negeri, bukan ketua fraksi, wajar saja disebut tidak layak. Tapi kan Fauzan memenuhi semua syarat yang disebut Ketua Umum bahwa dia mencari millenial modern yang cerdas dan berkompeten, bisa bahasa Inggris, bagus hafidz Quran-nya, ketua fraksi dan mampu membuktikan di pemilihan kemarin," lanjutnya.
Oleh sebab itu, Legislator Makassar tersebut meminta para politikus senior PPP untuk bersikap bijak. Jangan mematikan karir politisi muda. Ia minta generasinya disupport yang tua. Karena kelangsungan PPP ada di tangan pemuda.
"Kalau kita tidak diberi ruang, regenerasi tidak akan tercipta di PPP Sulsel," pungkas Rachmat. (endra/fajar)