Oleh sebab itu ia mengajak semua pihak berempati dan peduli pada saudara-saudara sebangsa yang terpapar Covid-19 dengan kondisi psikologisnya. Apalagi bagi yang meninggal dan keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta, sungguh berat tak dapat dibayangkan beban musibahnya.
Demikian pula beban para dokter, tenaga kesehatan, sukarelawan, dan pengelola rumah sakit yang harus bertugas ekstra keras di garda depan sekaligus menjadi benteng terakhir melawan pandemi yang dahsyat ini.
"Pernahkah terpikir, betapa di antara kita tidak terasa sudah kehilangan orang-orang terdekat yang tidak sempat berjumpa lagi karena menghadap Tuhan terkait wabah Covid-19 ini?" tanyanya.
Haedar lalu mengingatkan, bagi kaum muslim penting menunjukkan suri teladan atau uswah hasanah. Puasa Ramadan bagi setiap muslim dapat dijadikan jalan ruhani pengendalian diri, antara lain tetap waspada dengan wabah Covid-19 dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Menyongsong Idul Fitri boleh dijalani dengan kegembiraan. Tetapi jangan berlebihan dengan belanja dan aktivitas lainnya yang melampaui kemestian, apalagi dengan berkerumun. Idul Fitri harus tetap dijalani sebagai satu rangkaian dengan puasa Ramadan.
Lebih-lebih situasi pandemi yang belum reda. Kedepankan kesahajaan, jauhi keberlebihan karena Allah tidak menyukai hamba-hamba yang melampaui batas (QS Al-Maidah: 87).
"Ingat banyak saudara kita yang kekurangan dan terdampak pandemi. Selaku insan beriman mesti menunjukkan sikap empati, simpati, dan peduli sebagai wujud ihsan dan kesalehan," pesannya lugas. (endra/fajar)