“Bahwa dia mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala hebat terus sekujur tubuhnya linu,” kata Viki.
Trio lalu dibawa ke klinik dekat rumahnya, tapi ternyata klinik tutup. Pada Kamis (6/5) gejala yang dirasakan Trio semakin berat. Trio sempat mengalami shocked seperti kejang.
“Akhirnya dia shocked sakit kepala yang luar biasa, dia shocked seperti napasnya sudah berat, seperti sesak terengap-engap, termegap-megap, matanya itu seperti orang kejang,” ujarnya.
Pihak keluarga lalu membawa Trio ke sebuah RS di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun pihak rumah sakit menganjurkan agar korban dibawa ke rumah sakit yang lebih besar.
“Akhirnya dibawa ke RS bersalin Asta Nugraha karena biar dilakukan penindakan UGD. Nah sempat terjadi penolakan yang saya dengar dari pihak Asta Nugraha karena ditanya ini apa? sakit apa? Bahwa ini habis suntik vaksin. Dianjurkan oleh mereka, bukan ditolak diperiksa kepada rumah sakit yang lebih besar,” ujarnya.
Akhirnya ada dokter yang memeriksa korban dan dinyatakan meninggal dunia.
“Pada akhirnya ada dokter yang memeriksa dia dan menyatakan Rio ini sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
Dikatakan Viki, jenazah Trio sudah dimakamkan pada Kamis (6/5) sore usai buka puasa di dekat rumahnya. Sejumlah kerabat kantor tempat adiknya bekerja mendatangi rumah duka.
Viki menyebut hingga saat ini belum ada pihak Dinkes DKI Jakarta ataupun Kemenkes yang mendatangi rumahnya untuk menyampaikan terkait kejadian tersebut. Meski begitu, dia sempat mendengar ada pihak lain telah menghubungi adiknya terkait vaksin tersebut.