Semboyan itu menjadi identitas Yusuf Bahang kala mengisi bek kanan PSM Makassar. Pemain yang membawa PSM Makassar meraih juara Suharto Cup 1974 dan Yusuf Cup 1976.
Juara yang diraihnya saat kakaknya juga sebagai penjaga gawang PSM Makassar, Saleh Bahang. Saudara Yusuf yang juga pernah menjadi pelatih PSM Makassar.
“Kata yang menjadi dasar tuntunan semangat PSM itu harus terus dikumandangkan, pencetus pertamanya adalah Yusuf Bahang,” ujar Legenda PSM Makassar, Syamsuddin Umar, kepada FAJAR, Jumat, 21 Mei.
Pada era perserikatan 70-80-an itu, Syam sebagai junior Yusuf Bahang di PSM. Namun, kata dia, Yusuf tidak pernah menunjukkan senioritasnya. Dia selalu menyemangati para pemain sebagai tim dan pemain yang harus menjaga martabat Bugis- Makassar. Tim yang tidak mudah menyerah.
“Kita dahulu para pemain itu semangat kalau melihat dua senior kita, Andi Ramang dan Yusuf Bahang ini,” ucapnya. Hal itu karena kedua pemain ini bagai tak ada capeknya.
Yusuf juga selalu bercanda kepada rekan setim. Dia menyampaikan bahwa dia punya kekuatan khusus. Bagai memiliki betis besi, sehingga katanya dia selalu siap melawan siapa saja.
Namun, di akhir kariernya Yusuf Bahang beralih berseragam tim Indonesia Muda. Klub milik Pertamina yang tinggal di Jakarta. “Dia pindah karena memang menjadi pegawai Pertamina,” bebernya. Kemudian, memutuskan pensiun dari dunia sepak bola 2000-an.
Kapten PSM Makassar, Zulkifli Syukur juga menyampaikan, para pemain turut berduka. “Semangatnya kita akan selalu tanamkan untuk ke para pemain kedepannya,” katanya.