Setelah mendengar cerita anaknya, Sulasih sempat menasihati anaknya untuk tidak usah ikut campur masalah orang lain. "Dia tidak cerita tawurannya di mana. Saya kira sudah klir masalahnya, habis itu tidak cerita lagi," sebutnya.
Sulasih terakhir kali bertemu korban Kamis petang (20/5). Vito saat itu pulang ke rumah, Jalan Siwalankerto V. Setelah mandi, korban sempat bercanda dengan sang ibu. "Dia bilang di depan pintu, bu aku ganteng ya," cerita Sulasih dengan meneteskan air mata.
Sulasih menyebutkan, sebelum meninggal dunia, wajah anaknya bersih tak seperti biasanya. "Vito saat itu sempat diajak ke kafe kakaknya. Namun tidak jadi, dia dikasih uang Rp 50 ribu untuk beli bensin," bebernya.
Di mata sang ibu, Vito merupakan anak yang baik. Dia sudah membantu pekerjaan orang tua dan selalu patuh saat diperintah. "Dia sempat ikut bengkel. Tapi terakhir katanya ikut kerja antar isi ulang air minum," bebernya.
Sang ibu korban berharap, semua pelaku bisa segera ditangkap dan diproses hukum. Ayah korban, Joko Supartono mengaku sangat syok dan sedih mendengar kabar kematian anaknya. "Saya kerja di Kalimantan. Sangat terkejut dapat kabar anak saya meninggal lalu pulang," ungkapnya.
Pria 45 tahun itu mengungkapkan, Vito merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pihaknya juga berharap polisi segera menangkap semua pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. (rus/rek)
(sb/rus/jay/JPR)