“Kalau Pak Menteri Kesehatan wanti-wantinya sampai dengan akhir Juni, bahkan Juli 2021. Maka dari itu, semua kepala daerah tiap hari harus memonitor perkembangan kasus Covid-19. Saat ini misalnya ada kenaikan bed occupancy rate (BOR) dari 22 persen menjadi 24 persen,” jelasnya.
Mantan Menteri Sosial ini menambahkan, pasca libur lebaran ini, masih banyak masyarakat yang melakukan silaturahmi syawalan dengan berkeliling ke satu tempat ke tempat lain. Untuk itu, diperlukan pengawalan, pemantauan, pengendalian secara komprehensif.
“Jangan pernah menganggap sepele jika terdapat kasus yang dianggap melandai, basis RT (angka penambahan kasus, Red) 95 persen hijau. Tetapi perlu diantisipasi bahwa silaturahmi syawalan masih berlangsung. Mereka berkelompok masih melakukan silaturahmi keliling,” terang Khofifah.
Selain itu, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mengharapkan seluruh bupati/wali kota melakukan antisipasi, khususnya yang BOR ICU dan BOR Isolasi Covid-19-nya mencapai 60 persen dan di atasnya. Meskipun World Health Organization (WHO) memberikan standar maksimum kapasitas BOR 60 persen.
Berdasarkan data Dinkes Jatim, Kabupaten Bojonegoro BOR ICU di atas 80 persen. Kemudian BOR ICU 60-79 persen terdiri dari Kota Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Tuban. Sementara BOR Isolasi Covid-19 di atas 80 persen yaitu Kabupaten Madiun. Sedangkan BOR Isolasi Covid-19 60-79 persen yaitu Kabupaten Bangkalan, Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Tulungagung.