“Artinya bahwa harus ada pengendalian yang harus lebih intensif dilakukan karena data kuratifnya seperti itu. Dalam hal seperti ini, saya mohon kita semua yang sudah melakukan pemantauan pengendalian harian itu akan terus melakukan identifikasi. Apa yang kemungkinan menimbulkan dan memicu sebaran atau sebaliknya menurunkan itu yang diidentifikasikan,” tegas lulusan FISIP Universitas Airlangga (Unair) itu
Pada kesempatan yang sama, Khofifah menyampaikan apresiasi dan komitmen kepada seluruh jajaran TNI-Polri hingga Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas. Menurutnya, kekompakan TNI-Polri membangun soliditas dan solidaritas di Jatim inilah yang menjadi kekuatan luar biasa. “Tolong terus dijaga pelaksanaan PPKM Mikro supaya proses pengawasan, pemantauan di lini paling bawah bisa termonitor hari per hari. Sehingga semua capaiannya bisa terukur,” jelasnya.
Terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI), Khofifah menjelaskan perlu adanya kewaspadaan dari masing-masing daerah yang warganya pulang dari berbagai negara. “Bagi yang pulang dari luar negeri, kami pastikan di-swab PCR di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Setelah swab PCR dengan CT 25 ke bawah, akan dilakukan sequencing,” ujarnya.
Kewaspadaan tersebut, lanjut Khofifah, bisa dilakukan dengan mengantisipasi mobilitas mereka, kemungkinan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di masing-masing daerah. Terutama di daerah yang jumlah PMI-nya cukup besar, seperti Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Blitar.