FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Layanan internet gratis akan segera bertambah di Makassar. Jika terealisasi, totalnya akan menjadi 61 titik Wifi.
Sebelumnya, sudah 18 titik Wifi gratis yang terpasang, dari target 20 titik. Dua lainnya akan bersamaan dengan 41 titik tambahan yang akan dikerjakan kurun 2021.
Kepala Seksi Aplikasi dan Telematika Diskominfo Makassar Jusman mengatakan pelayanan internet gratis untuk publik sebenarnya hanya merupakan bentuk dukungan dari layanan utama untuk SKPD.
Layanan internet gratis seperti yang disediakan di Karebosi, misalnya, masih berjalan dan masih support. Layanan internet yang dipersiapkan di SKPD dibuat optimal dengan melempar ke layanan internet gratis (open publik).
"Ini memang hanya supporting, yang kita rencanakan ada 61 titik. Sebenarnya, layanan utamanya adalah di SKPD, 'sunahnya' kita siapkan ke layanan publik," kata Jusman, Rabu, 9 Juni.
Ada 1.200 Mbps yang telah disediakan Diskominfo yang ditempatkan di lt 10 Balai Kota. Dari situ, jaringannya dibagikan ke gateway seluruh SKPD.
Paket internetnya dedicated. Artinya, pakai atau tidak, tetap dibayar. Karenanya harus dioptimalkan, sehingga disebar ke seluruh SKPD.
"Membagi ke semua dinas, terbagi hingga bercabang-cabang. Berbagai lokasi yang terbagi mendapatkan macam-macam jumlah Mbps, ada yang menggunakan 600 Mbps, 800 Mbps, dan sebagainya," ungkapnya.
Di samping itu, karena diinginkan agar optimal dalam pemakaian dan efisien, ada alat berupa PRTG yang memperlihatkan grafik pemakaian. Grafik pemakaian setiap saat, sehari, sebulan, hingga setahun, terlihat.
"Dari PRTG terlihat pemakaian sampai 80 persen. Semua kelihatan. Jadi ada kelihatan 20 persen ini yang tidak terpakai. Maka dari itu kita buatlah satu jaringan baru lagi namanya open publik. Kita minta ke provider, gratis termasuk infrastruktur inilah yang dibilang layanan internet gratis," jelas Jusman.
Dia menyebut, ada yang biasa komplain layanan Wifi-nya lambat. Namun, layanan ini memang masih terbatas, sebab yang menjadi layanan utama ialah ke SKPD.
"Jadi ini terpakai semua. Bahkan kalau kita hitung-hitung semua kebutuhan di titik-titik itu, lebih 3.500 Mbps. Padahal, persediaannya hanya 1.200 Mbps. Itu pun tidak optimal terpakai. Jadi beberapa langkah optimalisasi itu kita lakukan," terangnya.
Termasuk tempat-tempat umum, seperti di Karebosi. Ruang terbuka, perpustakaan umum, pasar, semuanya bakal dipasangi Wifi karena akan banyak sekali manfaatnya.
Anggarannya berasal dari Diskominfo sebagai bagian dari dukungan atas semua SKPD. Jusman mengurai, menyewa sendiri 100 Mbps tanpa membeli jaringan Kominfo, tagihannya bisa sampai Rp700 juta per tahun.
Sementara Diskominfo hanya membayar Rp6 miliar untuk seluruh SKPD, termasuk open publik (Wifi gratis). Jika misalnya ada 54 SKPD, tambah 61 open publik dan lebih 250 device (akses point), bayarannya pasti besar.
"Jika semua SKPD begini, hitung meki mungkin Rp6 miliar ini tidak cukup dibayar kalau pertitik harus dibayar," ungkapnya mendetailkan.
Hingga saat ini, dari 61 titik open publik yang sudah online baik area publik maupun pusat kegiatan masyarakat (PKM) sebanyak 34 titik. Rinciannya, 15 titik area publik dan 19 titik PKM. Saat ini sedang proses pasang 9 titik di area publik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar Ismail Hajiali mengatakan dari 61 titik final yang direncanakan, provider/penyedia sudah siap merealisasikan tahun ini.
Kendala di lapangan yang terjadi di antaranya, jaringan kelistrikan, pertimbangan keamanan infrastruktur, dukungan masyarakat setempat, dan jaringan LA masih proses support.
Pihak perusahaan Aplikanusa Lintasarta yang mengerjakan proyek ini masih terus mengupayakan agar semua terealisasi sesuai rencana.
"Evaluasi yang kita lakukan, yaitu meminta laporan pemasangan setiap bulan atau berkala, percepatan pemasangan dan mengharapkan dukungan masyarakat setempat," kata Ismail. (bus)