Saat orang terlelap, kata Devo, almarhum sudah bangun sekitar pukul 02.00 Wita dini hari melaksanakan salat tahajud. Matanya terus terjaga hingga azan subuh berkumandang. "Sudah salat tahajud lanjut mengaji sampai subuh. Setelah itu baru keluar jalan-jalan," kenang Devo.
Dunia spiritual sungguh lekat bagi ADS saat usianya makin senja. Dirinya bahkan sempat menerbitkan sebuah buku "Aku dan Tuhanku". Devo berkata ADS jadi pribadi religius dan tahajud hampir tidak pernah dia tinggalkan.
"Bapak tahu mungkin dia banyak salah. Bapak tiga tahun ini makin rajin ibadah. Banyak mengirim pesan-pesan nasihat agama. Kita bisa lihat di status WhatsApp-nya bapak," ucap Devo yang juga ASN Pemprov Sulsel.
Devo juga mengaku tidak mendapat firasat apa-apa. Apalagi ADS memang kerap keluar masuk rumah sakit. Dan selalu pulang dengan kondisi sehat. Bahkan saat sakit kemarin, ADS berangkat dengan mobil pribadi menunju RS Grestelina tanpa perlu bantuan.
"Bapak sempat divonis Covid-19. Namun setelah swab test dua kali berturut-turut hasilnya sudah negatif," terang Devo.
Tiga hari terakhir kondisi ADS memburuk. Dia pun dipindahkan dari Grestelina ke RSWS. "Karena pendemi ada pembatasan jumlah pembesuk, kami bahkan tidur di sekitar parkiran," ucap Devo.
Devo bersyukur, ADS pulang ke pangkuan ilahi dengan damai. Tahajud, zikir, dan lantunan Al-Qur'an rupanya mengundang rasa rindu sang pencipta untuk lebih cepat memanggilnya.
Kerabat, tokoh dan orang-orang yang mengenal baik sosok almarhum pun sudah ramai memenuhi kediaman yang terletak di poros Jl. Hertasning.