Adapun kelangkaan kontainer dan ketersediaan ruang kapal, lanjut dia, sangat nyata memiliki efek berganda terhadap perekonomian lantaran mengganggu rantai pasok, roda perdagangan terhambat, memicu pergerakan harga, potensi inflasi kemudian pemulihan ekonomi terhambat.
Dalam situasi tersebut, Ipho menyebut kalangan forwarder kerap diposisikan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya keterlambatan pengiriman barang.
"Karena pengiriman itu juga titik tumpunya jada pada ketersediaan kontainer dan ruang kapal. Saat ekonomi kita sudah mulai bergerak, logisitik Sulsel mulai bergairah, tapi justru kita harus diperhadapkan pada sulitnya kontainer dan ruang kapal untuk pengiriman domestik, serta ditambah naik nya uang tambang container (sewa kapal)," tegasnya.
Seperti diketahui, ekonomi Sulsel pada kuartal kedua bergerak positif pada level 7,66% setelah sebelumnya mengalami kontraksi akibat pandemi.
Sementara itu, Ketua Indonesian National Shipowner's Association (INSA) Makassar Capt. Zulkifli Syahril mengatakan ketersediaan kontainer maupun ruang kapal untuk mengakomodasi pengiriman ke wilayah timur memang relatif sulit karena arus rantai pasok terkonsentrasi dari Jakarta dan Surabaya.
"Jelang akhir tahun itu ada high season, sehingga muatan dari Makassar berkurang, karena pada high season itu bahan pokok banyak dikirim dari Jakarta dan Surabaya," tuturnya saat dikonfirmasi, Sabtu (16/10/2021).
Pada sisi lain, klarifikasi dari INSA Makassar itu bertentangan dengan kondisi rill atas aktivitas rantai pasok logistik dari Makassar dengan tujuan ke sejumlah daerah, terutama di wilayah timur.