Jadi, kata Ketua Umum Wahdah Islamiyah itu, menjadi pemimpin bukan sesuatu hal yang mudah. Sangat berat. Memang jika dia adil pahalanya sangat besar.
Ada jaminan kemuliaan di dunia dan di akhirat bagi pemimpin yang menjalankan kepemimpinan sebaik-baiknya. Salah satunya jika mereka berlaku adil.
"Jadi pemimpin, dia tidak bersungguh-sungguh saja sudah jadi dosa. Bagaimana jika terang-terangan melanggar atau tidak memperhatikan rakyatnya," katanya.
Pemimpin juga harus bisa banyak mendengar dari rakyatnya. Kemudian memberi perhatian, berupaya memberi solusi.
Salah satu kunci sukses pemimpin adalah memberinya nasehat, membantunya bisa dengan tenaga, waktu, pikiran, termasuk harta.
Jadi para investor sangat membantu pemerintah maupun rakyat. Utamanya dalam kondisi krisis.
Pada akhirnya, ia mengajak seluruh masyarakat menyelesaikan masalah, persoalan bangsa dengan semangat kebersamaan, rasa cinta, selalu saling percaya, saling mengingatkan, sabar, lapang, mendengar termasuk mengelola perbedaan dan menghadapi para aktivis selama mereka tidak melanggar hukum, beri mereka kesempatan. Karena aktivis itu akan memberikan banyak masukan.
Netizen kemudian bertanya. Bagaimana hukumnya orang yang suka berprasangka buruk terhadap pemimpinnya sendiri?
"Tentu tidak boleh kita berprasangka buruk terhadap pemimpin. Hanya ada nasehat juga kepada pemimpin, tolong jangan memposisikan diri untuk diprasangkai buruk," tegas Zaitun.
Jadi sangat dibutuhkan keseimbangan. Jadi mari berprasangka baik terhadap pemimpin. Mereka ini luar biasa tanggung jawabnya.