Untuk melihat besaran peluang lolosnya orang positif apabila durasi karantinanya dipersingkat, ditambah entry dan exit test. Sebagai contoh dari publikasi Escroft (2021) menyimpulkan, karantina selama 8-10 hari dengan testing dapat mencegah lebih dari 90 persen transmisi lokal. Contoh lainnya publikasi Wells (2020) menyebut probabilitas lolosnya orang positif sebesar 0,0025 jika karantina 8-14 dilengkapi testing.
“Kedepannya, Indonesia perlu untuk mencatat dan menganalisis data-data individual riil di lapangan. Agar dapat menjadi landasan kebijakan yang lebih optimal mencegah importasi kasus,” lanjut Prof Wiku.
Lalu, pada pengendalian mobilitas dan kebijakan kesehatan. Kedua hal ini apabila tidak dikendalikan dengan baik bisa mendukung virus untuk terus menular dalam masyarakat dan dapat semakin memperluas keberadaan varian dan menjadi lonjakan kasus. (jpg/fajar)