Pada penyelenggaraan IMF-World Bank waktu itu belum ada pabdemi COVID-19. "Selama pandemi dua tahun terakhir kita merasakan sendiri bagaimana pertemuan- pertemuan internasional sangat jarang dan langka dilakukan. Pertemuan G20 di Italia kemarin, menjadi tolak ukur bahwa Indinesian mampu menyelenggarakan event internasional di Bali walauoun dalam masa pandemi," ujarnya.
Oeh karena itu, lanjut Andreas, Presidensi G20 ini adalah kegiatan pertemuan internasional yang pertama kali dilakukan saat pandemi.
"Kegiatan yang diselenggarakan di Indonesia ini merupakan starting kita, wajah kita, kita sudah memulainya dengan cara yang baik, ini saatnya kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa melaksanakan kegiatan internasional walaupun dalam masa pandemi," kata Andreas.
Andreas pun menegaskan bahwa Presidensi G20 merupakan pintu bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan internasional. Menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global, dengan partisipasi aktif membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berlanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Oleh karena itu, Presidensi G20 Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Dengan tema tersebut, Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat memberikan semangat baru untuk mewujudkan tatanan dunia yang bukan hanya memberikan kesejahteraan dan kemakmuran, namun juga menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.
Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan negara-negara berkembang, sehingga dapat tercipta tata kelola dunia yang lebih adil. Utamanya untuk memperkuat solidaritas dunia dalam mengatasi ancaman perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan.