Fokus BBM Ramah Lingkungan, Pemerintah Hapus Premium

  • Bagikan
Konsumen membayar dengan cashless di salah satu SPBU di Jalan Urip Sumoharjo, beberapa waktu lalu. ABE BANDOE/FAJAR

Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar, menilai penghapusan BBM jenis Premium harus memperhatikan aspek keekonomiannya.

Sejauh ini, kata dia, Premium masih sangat dibutuhkan karena harganya lebih terjankau dibanding BBM ramah lingkungan.

Belum lagi, jenis Pertalite saat ini telah kembali ke harga normal Rp7.850. Sementara Premium yang sebelumnya banyak dikonsumsi masyarakat hanya Rp6.450 per liter.

"Jika ingin menghapus Premium, Pertamina harus memberikan subsidi harga untuk Pertalite, ataupun lainnya," tegasnya.

Isu penghapusan bensin Premium ini memang bukan kali pertama mencuat, sejak beberapa tahun lalu pemerintah juga memang tengah mewacanakan menghapuskan bensin Premium ini, namun hingga kini belum terealisasi.

Pada Agustus lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengakui bahwa bensin Premium mulai dikurangi dan dihapus pelan-pelan dari SPBU.

Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penyerapan bensin Premium selama Januari hingga November 2021 sebesar 3,41 juta kilo liter (kl) atau hanya sekitar 34,15 persen dari kuota Premium pada tahun ini sebesar 10 juta kl.

Adapun proyeksi sampai akhir tahun diperkirakan hanya bertambah sekitar 248 kl. Dengan demikian proyeksi konsumsi bensin Premium oleh masyarakat sepanjang tahun ini juga diproyeksi hanya sekitar 34,15 persen dari kuota 10 juta kl tahun ini. (msn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan