FAJAR.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura mencatat 30 persen kematian Covid-19 sepanjang tahun 2021 merupakan individu yang sudah divaksinasi penuh. Sebanyak 802 kematian sepanjang 2021 akibat virus Korona, 247 di antaranya adalah yang telah divaksinasi penuh.
Menteri Kesehatan Singaoura, Ong Ye Kung mengatakan sebagian besar individu yang divaksinasi, meninggal karena komplikasi terkait Covid-19. Mereka telah menerima vaksin non-mRNA.
Ong memberikan penjelasan berdasarkan jenis vaksinasi. Terdiri dari 11 kematian per 100 ribu untuk mereka yang divaksinasi dengan Sinovac, 7,8 per 100 ribu untuk Sinopharm, 6,2 per 100 ribu untuk Pfizer-BioNTech, dan 1 per 100 ribu untuk Moderna.
“Hati-hati tentunya, kami menghitung ini berdasarkan sampel kecil dari 247 kematian. Angka ini tidak memperhitungkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kematian seperti usia dan waktu vaksinasi,” seperti laporan Channel News Asia mengutip Ong seperti dilansir NDTV.
Sisanya, 555 orang yang meninggal akibat Covid-19 tahun lalu tidak sepenuhnya divaksinasi. “Meski yang tidak divaksinasi mewakili sebagian kecil dari populasi Singapura, kematian itu menyumbang 70 persen dari total kematian Covid-19 tahun lalu,” kata Ong.
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura telah berhasil memvaksinasi lebih dari 90 persen dari setiap kelompok usia yang memenuhi syarat selama beberapa bulan terakhir. Lansia berusia 60 hingga 69 tahun, dan 70 tahun ke atas masing-masing 96 persen dan 95 persen telah divaksinasi lengkap.
“Adapun mereka yang berusia 12 hingga 19 tahun, 95 persen divaksinasi lengkap,” katanya.
Kemudian untuk vaksinasi di antara anak-anak yang lebih muda berusia lima hingga 11 tahun. Saat ini, hanya vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty yang diizinkan untuk digunakan pada usia di bawah 18 tahun.
“Kami akan terus memantau secara ketat ketersediaan vaksin lain, termasuk vaksin non-mRNA yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak,” kata Ong.
Program booster Singapura sudah diberikan pada 46 persen populasi. Pihaknya baru-baru ini memasukkan sekitar 900 ribu orang berusia 18 hingga 29 tahun ke dalam program booster, di mana 700 ribu di antaranya sudah memenuhi syarat untuk menerima booster.
Sementara itu, Singapura tetap memperketat pembatasan agat dapat melewati gelombang Omicron dengan langkah-langkah manajemen yang aman. Belajar dari pengalaman Singapura dengan gelombang Delta tahun lalu, Ong mengatakan pembatasan jangan terlalu santai. “Itu (terlalu santai) akan menjadi kesalahan,” katanya. (jpg/fajar)